Saturday, December 15, 2012

Soft Power sebagai Public Diplomacy




13 Desember 2012, Direktur Regional Japan Foundation untuk Asia Tenggara, Mr. Tadashi Ogawa sebagai pembicara Public Lecture di Universitas Bina Nusantara, membahas New Public Diplomacy dengan judul “Inisiatif Jepang dalam Diplomasi Publik Baru”.  Beliau mengusung teori dari Mark Leonard, penggagas kebijakan luar negeri dari Inggris.
Latar belakang pentingnya Public Diplomacy :
1. Munculnya non-state actors dan organisasi supernational di skema politik dunia.
2. Batasan dari Hard Power.
3. Gelombang demokrasi pasca era perang dingin.
4. Teknologi komunikasi baru > soft power
5. Nasionalisme yang berlebihan, ekstrimis religius.
6. Konsep Nation Branding.

Harapannya bangsa Indonesia bisa memberikan dukungan kerjasama dengan Jepang, hal ini dapat dimulai dari hal yang kecil atau menggunakan soft power, yakni bertukar pikiran dengan jejaring sosial, seperti facebook, tweeter, myspace, dan sebagainya.

Bangsa Indonesia telah banyak mengambil kebudayaan Jepang untuk ilmu pengetahuan, etos kerja, bahkan sampai bidang hiburan. Namun beliau pun, tidak mengerti kenapa bangsa atau pemerintah Indonesia tidak mau bertukar kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya kepada Jepang? Apakah karena masalah finansial?

Setelah presentasi, ada pemutaran film yang berjudul “Fukushima is like my second some”, menggambarkan salah satu kegiatan kecil dari Public Diplomacy. Film ini diperankan oleh Profesional Snowboard, Jean Pierre Solberg. Dia mencoba mengembalikan citra Fukushima dengan membuat Nation Branding, “YES, 福島” / YES, Fukushima. Tujuan ini untuk mengundang para wisatawan datang ke Fukushima untuk bermain snowboard agar dapat meningkatkan investasi negara.


Mark Leonard