Quote yang cocok buat kita-kita yang penasaran dan ngga ada kerjaan di hari minggu sore ini. Well, hari ini Jayapoken mau berbagi sepenggal pemikiran baru dari pakar-pakar feminis kontemporer. Mereka merasa teori-teori feminis terdahulu, khususnya teori feminis 'first wave' dan 'second wave' sudah tidak cukup lagi untuk menganalisa kondisi budaya, sosial, politik dalam era globalisasi ini. Jika dulu ada gerakan feminisme terbagi menjadi tiga, yaitu sosialis, radikal, dan liberal, maka sekarang muncul gerakan feminis baru yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran post-struktualis dan post-modernisme, yaitu feminisme dekonstruksi.
Para pakar feminisme dekonstruksi ini, memberikan kritik terhadap pemikiran feminisme tentang universalitas kata "women". Karena menurut mereka, akan sangat sulit untuk menggenaralisasikan kata "women" yang mengekspresikan pengalaman dari perempuan-perempuan Barat.
Pertanyaannya, "bagaimana perempuan-perempuan non-Barat, seperti Asia, Afrika?" apakah pengalaman mereka sama dengan perempuan-perempuan Barat?
Maka, para penggerak feminisme dekonstruksi ini mencoba menganalisa kondisi ini dengan cara mendekonstruksi teori-teori feminisme tahun 1970-an yang notebene monopoli dari pemikiran Barat. Sebelum membahas lebih lanjut, Jayapoken akan memberikan Skema konsep keberadaan manusia yang disadur dari esai Moira Gatens berjudul "Power, Bodies and Differance (1992, 120-137).
Conceptualisizing
Human Existence
Dominant
social-political theories is a commitment of the dualism
central
to Western Thought:
Nature
--- Culture
Body
--- Mind
Passion
--- Reason
In
the realm of social and political theory, as distinction between:
Reproduction
--- Production
The
Family --- The State
The
Individual --- The Social
Bagian sebelah kiri adalah
konsep-konsep yang sangat dekat dengan feminitas. Sedangkan, bagian kanan sangat
dekat dengan maskulinitas. Dengan kata lain, perempuan dikarakteristikkan lebih dekat dengan body, passions, reproduction, family, dan individual. Gatens menyebutkan sebagai karakteristik "as timeless and unvarying aspects of nature". Kemudian, karakteristik seperti Mind, reason, Social Production, the state, dan the social, adalah konsep-konsep yang dekat dengan laki-laki yang menunjukkan kedinamisan dan perkembangan. Jadi, berdasarkan pemikiran dualisme pemikiran Barat ini, perempuan dikarakteristikkan sebagai mahluk yang tidak memiliki sejarah dan reproduksi dari pengulangan kehidupan sehari-hari.
Nah, pemikiran dualisme Barat inilah yang ingin didekonstruksi oleh para feminis kontemporer.
Disadur dari buku kumpulan esai berjudul Destabilizing Theory, diedit oleh Michele Barrett dan Anne Philip